| Tangkapan layar saat acara Webinar berlangsung. (Foto: PMII Rayon Psikologi dan Kesehatan UINSA Surabaya/Zid Sayyid Adam Asy-Syifa'). |
Surabaya, PMII SURABAYA - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Psikologi dan Kesehatan Komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya gelar Webinar Healthy Family dalam rangka memperingati Hari Ibu. Acara itu mengusung tema "Ensuring to Educate Your Son or Take Care Your Daughter."
Dalam kegiatan tersebut, Ketua Rayon PMII Psikologi dan Kesehatan UINSA Naufal Hanif Firdaus menyebut, penting untuk generasi muda memahami Hari Ibu sebagai momen yang istimewa.
"Hari Ibu penting untuk dirayakan agar para calon ibu dan para calon ayah semakin paham untuk mendidik anaknya, baik anak laki laki atau perempuannya," ucap Naufal dalam sambutannya, Kamis (30/12).
Ketua Panita Webinar Healthy Family M. Zulfidar Haqqil Maulawiy berharap, untuk kaum perempuan kedepannya diharapkan dapat menjadikan momen ini untuk berjuang agar seluruh perempuan mendapatkan hak untuk merasa aman dan mengantisipasi sexual harassment yang terjadi pada dirinya.
"Dengan adanya Webinar ini, diharapkan adanya kesetaraan gender di lingkungan kita sendiri, semuanya dapat memposisikan diri sesuai porsinya masing-masing yang sebenarnya," tutur Zulfidar.
Dalam menciptakan healthy family untuk keberlangsungan kehidupan keluarga, yang mana pada tahap tumbuh dan perkembangan anak dalam menjalani kehidupan sosial. Pertumbuhan anak sangat rawan akan perubahan situasi dan kondisi psikis pada anak-anak sekarang ini, misalnya; pergaulan bebas, meminum minuman keras, dan perubahan cara bergaul pada anak-anak.
Orang tua diharapkan dapat bersikeras dalam menghadapi lingkungan anak di era sekarang yang semakin maju semakin memberikan tantangan yang sebenarnya, dan tujuan healthy family akan tercapai dengan baik.
Selama kegiatan berlangsung, narasumber Sahabat Pusat Studi Gender dan Anak UIN Sunan Ampel Afif Hidayatul Mahmudah, M.H. menekankan pada poin kekerasan seksual yang menimpa pada perempuan hari ini di mana-mana, serta kesetaraan gender didalam keluarga harus dapat berjalan dan bergerak sesuai situasi dan kondisi yang terjadi pada keluarga yang dihadapi.
"Penerapan kesetaraan gender dan menghadapi problem dalam keluarga harus hati-hati dan tepat, karena jika ada komunikasi yang kurang antara suami dan istri, maupun orang tua ke anak maka hal yang tidak diinginkan sekecil apapun bisa terjadi, dan akan menjadi masalah yang besar nantinya," kata Afif dalam penyampaian materinya.
Penulis: Zid Sayyid Adam Asy-Syifa' | Editor: Suharianto
#PMIISurabaya #PCPMIISurabaya #KopriPMIISurabaya #PMIIRayonPsikologiUINSA #WebinarHealthyFamily